Kemarin iseng-iseng aku baca di blognya orang lain, story about suka duka tinggal dirumah mertua. Rata-rata, mereka bercerita kalau tinggal sama mertua itu "kita jadi tidak mandiri". Aku jadi wondering, yang dikatakan "tidak mandiri" itu yang bagaimana, just because we live at the same roof ? lalu seseorang dikatakan tidak mandiri. Terus what if semua biaya operasional rumah yang nanggung adalah kita yang "numpang", apakah juga dianggap tidak mandiri. Jujur aku amat sangat tidak terima.
Dari awal sebelum nikah, aku sudah bilang sama calon suamiku ( dulu ), bahwa aku tidak ingin tinggal dirumah orangtuaku atau dirumah orangtuamu. Tapi sepertinya aku harus mengubur harapan itu untuk sementara (hopefully). Kedua orangtua suamiku bergantung sepenuhnya kepada anaknya.Hmmmm......
Setahun berlalu, sekarang kita bukan lagi berdua tapi bertiga dengan jagoan kecilku. Alhamdulillah, so far things going well for this first year, tapi keinginanku untuk tinggal hanya dengan keluarga kecilku tidak akan pernah padam. Tidak pernah berhenti aku ngobrolin masalah ini sama suamiku karena aku tahu suamiku juga memendam keinginan yang sama. Seperti kemarin, aku bilang ke suamiku, kalau keinginanku untuk tinggal dengan keluarga kecilku bukan karena ada masalah dengan mertua tapi karena, disini dirumah mertua, " I can't express myself, I cannot express to my husband, to my son and the important thing is...I cannot express to my own family. I feel like, I walk to other 's people corridor padahal I have my own but I can't because it's locked". Seperti hari sebelumnya ketika aku dan suamiku harus pulang malam, jujur aku merasa sedih karena artinya waktuku bersama radit berkurang beberapa menit. Dalam perjalanan pulang aku hanya diam dan menangis. Begitu sampai rumah, aku mendapati radit tidur bersama emak dan oi'nya. Kemudian ibu cerita bagaimana tingkah polahnya radit siang tadi. Aku dengar cerita ibu mertuaku tapi aku tidak berani menatap wajahnya karena aku habis menangis. Aku tidak mau ada pertanyaan " Kenapa ?". Tapi ternyata adiknya menangkap lain, dia marah karena aku tidak menghiraukan ibu cerita. Suamiku yang merasa tidak terima dia bilang "namanya orang pasti ada saatnya sumpek". Dan ketika suamiku cerita ke aku masalah ini, airmataku kembali meluncur deras. " Aku bisa membaca isi hatimu yang paling dalam" : " Kenapa sih gendut tidak mau ngontrak saja !".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar